PERAN DINAS SOSIAL SAROLANGUN DALAM PEMBERDAYAAN SUKU ANAK DALAM (SAD) UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN PRIMER
Abstract
Abstract: SAD is one of the groups that lives alternately in the forest, living in simple huts, wearing traditional clothes, and consuming forest products to survive. This has made the Sarolangun Social Service Office become concerned about SAD's less prosperous life. For this reason, the Sarolangun Social Service provides empowerment programs for SAD to improve their lives, especially in terms of meeting primary needs. This study aims to analyze the role of the Sarolangun Regional Government in empowering the primary needs of SAD in Lubuk Jering Village through several empowerment programs. This study has used a qualitative approach by interviewing 6 informants who can provide correct and clear information related to the focus of the research being carried out. The research findings have shown that the Sarolangun Social Service carries out an empowerment program through three stages, namely the stages of awareness, capacity building, and empowerment. The role of the Social Service in the awareness stage is to provide knowledge about the importance of wearing modern clothes, knowledge that they cannot depend on the forest forever, and insight into the importance of living permanently. The role of the Social Service at the capacitating stage is to provide training in farming and managing fish ponds, as well as mental development. The role of the Social Service in the empowerment stage is to provide assistance in the form of basic necessities and jadup, land for farming, fish ponds, wooden houses on stilts, and other supporting facilities.
Keywords: Sarolangun Social Services; Empowerment; SAD; Primary Needs.
Abstrak: SAD merupakan salah satu kelompok yang hidup secara berpindah-pindah dalam hutan, dengan tinggal di pondok sederhana, menggunakan pakaian adat, dan mengkonsumsi hasil hutan untuk bertahan hidup. Hal tersebut membuat Dinas Sosial Sarolangun menjadi prihatin dengan kehidupan SAD yang kurang sejahtera. Untuk itu Dinas Sosial Sarolangun memberikan program pemberdayaan kepada SAD untuk meningkatkan kehidupannya terutama dalam hal memenuhi kebutuhan primer. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran Pemerintah Daerah Sarolangun dalam memberdayakan kebutuhan primer SAD di Desa Lubuk Jering melalui beberapa program pemberdayaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara kepada 6 informan yang bisa memberikan informasi dengan benar dan jelas berhubungan dengan fokus penelitian yang dilakukan. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Dinas Sosial Sarolangun melakukan program pemberdayaan melalui tiga tahapan yaitu tahapan penyadaran, pengkapasitasan, dan pendayaan. Peran Dinas Sosial pada tahapan penyadaran adalah memberikan pengetahuan tentang pentingnya memakai pakaian modern, pengetahuan bahwa mereka tidak bisa selamanya bergantung pada hutan, dan wawasan tentang pentingnya hidup menetap. Peran Dinas Sosial pada tahapan pengkapasitasan adalah memberikan pelatihan bercocok tanam dan mengelola kolam ikan, serta pembinaan mental. Peran Dinas Sosial pada tahapan pendayaan adalah memberikan bantuan berupa sembako dan jadup, lahan untuk bertani, kolam ikan, rumah kayu model panggung, dan fasilitas pendukung lainnya.
Kata Kunci: Dinas Sosial Sarolangun; Pemberdayaan; SAD; Kebutuhan Primer.
Full Text:
PDFReferences
Ahad, Muhammad. 2019. “Islamisasi Suku Anak Dalam di Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.” Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam 9 (2): 174–188.
Astarika, Rina, dan Partini, Endang Sulastri. 2018. “Resistensi Program Pemberdayaan Pemukiman Orang Rimba di Taman Nasional Bukit Duabelas Jambi.” Jurnal Etnoreflika 7 (3)
Ermitati. 2014. “Pengungkapan Budaya Suku Anak Dalam Melalui Kosakata Bahasa Kubu.” Kandai 10 (2): 153-164.
Huraerah, Abu. 2011. Pengorganisasian dan Perkembangan Masyarakat: Model dan Strategi Pembangunan Berbasis Kerakyatan. Bandung: Humaniora.
Idris, Nahri. 2017. “Mengkaji Ulang Pola Komunikasi Pemerintah dalam Pemberdayaan Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi.” Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan 21 (1).
Kasiono. 2018. “Potensi Usaha dan Pendidikan Kecakapan Hidup Berbasis Budaya (Mata Pencarian) Suku Anak Dalam.” Jurnal Ilmiah Dikdaya: 74-91.
Mardiyati, Ani, dan Tri Gutomo. 2018. “Kemandirian dan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil di Kabupaten Merangin.” Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial 42(3): 263-273.
Qulub, Siti Tatmainul. 2016. “Konstruksi Ruang Gender pada Rumah Orang Rimba.” Musãwa 15(1).
Sarolangun, Dinas Sosial. 2013. Pedoman Pelaksanaan Program Pemberdayaan KAT. Jambi: Dinas Sosial Provinsi Jambi.
Soetomo. 2011. Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugarto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerja Sosial, Cet. I. Bandung: Ravika Adimatama.
Takidin. 2014. “Nilai-Nilai Kearifan Budaya Lokal Orang Rimba (Studi pada Suku Minoritas Rimba di Kecamatan Air Hitam Provinsi Jambi.” Sosio Didaktika 1(2): 161-169.
Wandi. 2019. “Konflik Sosial Suku Anak Dalam (Orang Rimba) di Provinsi Jambi.” Simulacra 2(2): 195-207.
Wrihatnolo, Randi R. 2007. Manajemen Pemberdayaan. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Wawancara dengan Imron, Pengajar di Desa Lubuk Jering, 22 September 2020.
Wawancara dengan Jalaluddin, Jenang di Desa Lubuk Jering, 23 September 2020.
Wawancara dengan Junaidi, KASI Dinas Sosial Sarolangun, 25 September 2020.
Wawancara dengan Malayau Tuah, Tumenggung SAD di Desa Lbuk Jering, 22 September 2020.
Wawancara dengan Triass, Pekerja yang memasang atap rumah SAD di Kawasan Terpadu Madani Desa Lubuk Jering, 27 September 2020.
DOI: http://dx.doi.org/10.22373/al-ijtimaiyyah.v7i1.8883
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Syahrowi, Awis Karni, Irta Sulastri
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Al-Ijtimaiyyah has been indexed by: