Perlindungan Keluarga Terpidana Hukuman Cambuk dalam Qanun Aceh
Abstract
Abstrak: Hukuman penjara berimbas luas kepada suami, istri, dan anak serta keluarga besar terpidana. Selama ini, negara tidak memberikan advokasi bagi keluarga narapidana. Ini berbeda dengan hukuman cambuk yang dinilai lebih manusiawi. Pertanyaannya, apakah pidana cambuk di Aceh dapat menjadi alternatif perlindungan keluarga terpidana? Hasil penelitian menunjukkan bahwa hukum Islam tampak lebih jelas dalam memberikan perlindungan terhadap masyarakat, termasuk keluarga pelaku/terpidana; didasarkan kepada nilai-nilai yang dapat ditemukan di dalam al-Qur'an dan hadis. Keberadaan hukuman cambuk di Aceh dapat menjadi alternatif bagi perlindungan keluarga terpidana. Namun demikian, diperlukan pemisahan tegas antara konsep hudud dengan takzir untuk dapat mencapai maqāṣid al-syarī`ah dan merealiasikan tujuan penghukuman. Untuk itu, diperlukan penguatan norma dalam bentuk alternatif bentuk `uqubat berupa gabungan antara cambuk, penjara, dan denda. Selain itu itu juga diperlukan regulasi khusus untuk pembinaan terpidana pascaeksekusi cambuk.
Abstract: Prison sentences have a wide impact on the husband, wife, and children and extended family of convicts. So far, the state does not provide advocacy for the families of prisoners. This is different from caning that is considered more human. The question is, can caning in Aceh be an alternative protection for convicted families? The results showed that Islamic law appeared to be more clear in providing protection to the community, including the families of the perpetrators / convicted persons; based on values that can be found in the Qur'an and Hadith. The existence of caning in Aceh can be an alternative for the protection of convicted families. However, a strict separation between the concept of hudud and takzir is needed to be able to reach the maqāṣid al-syarī`ah and realize the purpose of punishment. For this reason, it is necessary to strengthen the norm in the form of an alternative form of uqubat in the form of a combination of whips, prisons and fines. In addition, it also requires special regulations for fostering convicted men after caning.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
ʻAbd al-Qādir ʻAwdah, Ensiklopedi Hukum Pidana Islam, jilid III, Jakarta: Kharisma Ilmu, t.th.
ʻAbd al-Qadīr ʻAwdah, al-Tashrīʻ al-Jinā’ī al-Islāmī, juz II, cet. XII, Beirut: Mu’assasah al-Risālah, 1415 H/1994 M.
Abdul Wahab Khallaf, Maṣādir al-Tasyrī` al-Islāmī fī mā lā Naṣṣa fīh, Kuwait: Dār al-Qalam, 1972.
Ahmad Hanafi, Asas-asas Hukum Pidana Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1967.
Al Yasa Abubakar, Metode Istislahiah: Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dalam Usul Fikih, Banda Aceh: IAIN Ar-Raniry dan Bandar Publishing, 2012.
-------, Penerapan Syari’at Islam di Aceh Upaya Penyusunan Fiqih dalam Negara Bangsa, cet. 1, Dinas Syari’at Islam – Banda Aceh, 2013.
-------, Sekilas Syari’at Islam di Aceh, Banda Aceh: Dinas Syari’at Islam Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, t.th.
Al-Syāṭibī, al-Muwāfaqāt fī al-Uṣūl al-Syarī`ah, Kairo: al-Makktabah al-Tawfiqiyah, 2003.
Andi Hamzah, Asas-asas Hukum Pidana, Jakarta: Rineka Cipta, 1994.
Anton Widyanto, “Kontekstualisasi Hukuman bagi Pelaku Tindak Pidana Zina di Aceh”, disertasi, Banda Aceh: Program Pascasarjana IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2014.
Barda Nawawi Arief, Kebijakan Legislatif dalam Penanggulangan Kejahatan dengan Pidana Penjara, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 1997.
Bismar Siregar, “Tentang Pemberian Pidana” Kertas Kerja pada Simposium Pembaharuan Hukum Pidana Nasional di Semarang tahun 1980.
Debra Long dan Nicolas Boeglin Naumovic, Protokol Opsional Untuk Konvensi PBB Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi atau Merendahkan Martabat Manusia, Tim Penerjemah ELSAM , Jakarta: ELSAM - Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat, 2007.
Dheny Wahyudhi, “Keseimbangan Perlindungan Hukum terhadap Pelaku dan Korban Tindak Pidana dalam Kerangka Restorative Justice” dalam Majalah Hukum Forum Akademik, Volume 25, Nomor 1, Maret 2014.
Gabriela K. Kaawoan ,“Perlindungan Hukum terhadap Terdakwa dan Terpidana Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan” dalam Lex Administratum, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017.
Harsono, Sistem Baru Pemidanaan Narapidana, Jakarta: Djambatan, 1985.
Hazairin, Tujuh Serangkai tentang Hukum , Bandung: Bina Aksara, 1981.
Ibnu ‘Arabi, Abū Bakar Muḥammad bin ʻAbdullah, Aḥkām al-Qur’ān. Beirut: Dār al-Kutub al-‘Ilmiyyah, t.t.
Ibn Qayyim al-Jawziyyah, I`lām al-Muwaqqi`in `an Rabb al-`Ᾱlamīn, jilid III, Beirut: Dār al-Fikr, t.t.
Iin Ratna Sumirat menulis “Perlindungan Hukum terhadap Perempuan dan Anak Korban Kejahatan Perdagangan Manusia”, Jurnal Studi Gender dan Anak, Vol. 3 No. 1, Januari-Juni 2016.
Jaṣṣāṣ, Abū Bakr Aḥmad bin ʻAlī al-Rāzī al-, Aḥkām al-Qur’ān, tahkik Muhammad al-Sādiq Tamḥāwī, Beirut: Dār Ihya’ al-Turāth al-‘Arabī, 1412 H/1992 M.
Juhaya S. Pradja, Filsafat Hukum Islam, Bandung: Yayasan Piara, 1997.
Libby Sin Lae Loe, dkk., Jalan Panjang Menuju Keharmonisan Rumah Tangga, Kupang: Rumah Perempuan, 2011.
Mawdūdī, Abū al-A`lā al-, Kejamkah Hukum Islam, terjemahan A.M. Basamalah, Jakarta: Gema Insani Pers, 1995.
Mediasa Ablisar, “Relevansi Hukuman Cambuk sebagai Salah sAtu Bentuk Pemidanaan dalam Pembaharuan Hukum Pidana”, dalam Jurnal Dinamika Hukum Islam, Vol. 14 No. 2 Mei 2014.
Muhammad Amin “Efektivitas Hukuman Cambuk dalam Penerapan Syariat Islam di Kabupaten Pidie”, tesis
Muhammad Basyir, “Uqubat Cambuk terhadap Pelaku Khalwat: Analisis Putusan Mahkamah Syar`iyah Langsa Nomor Perkara 10/JN2012/MS-Lgs 2015”, tesis, Banda Aceh: Program Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2015.
Muslim Zainuddin/dkk, Problematika Hukuman Cambuk di Aceh, cet. Ke-2, Banda Aceh: Dinas Syari’at Islam Aceh, 2011.
Natangsa Surbakti, “Pidana Cambuk dalam Perspektif Keadilan Hukum dan Hak Asasi Manusia di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam”, Jurnal Hukum No. 3 Vol. 17 Juli 2010.
Nur Hidayat Sardini, 60 Tahun Jimly Asshiddiqie: Sosok, Kiprah, dan Pemikiran, Jakarta: Yayasan Pusaka Obor Indonesia, 2016.
Qurṭubī, Abū ʻAbdillāh Muḥammad bin Aḥmad bin Abī Bakr al-. al-Jāmiʻ li Aḥkām al-Qur’ān, cet. I, Beirut: Mu’assasah al-Risālah, 1427 H/2006 M.
Ridwansyah, “Penghukuman dan Perlindungan HAM dalam Hukum Pidana Islam,” disertasi, Banda Aceh: Program Pascasarjana IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2012.
Rusydi Ali Muhammad, Revitalisasi Syari’at Islam di Aceh: Problem, Solusi dan Implementasi Menuju Pelaksanaan Hukum Islam di Nanggroe Aceh Darussalam, Cet. 1, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2003.
Sianturi, Tindak Pidana di KUHP Berikut Uraiannya, Jakarta: Alumni AHM-PTHM, 1983.
Soejono Dirdjosisworo, Filsafat Peradilan Pidana dan Perbandingan Hukum Bandung: Armico, 1984.
Syahrizal Abbas, “Paradigma Baru Hukum di Aceh” dalam Hukum Jinayat dan Acara Jinayat, Banda Aceh: Dinas Syariat Islam, 2015.
-------, Maqashid Al-Syariah dalam Hukum Jinayah di Aceh, Banda Aceh: Naskah Aceh, 2015.
Tongat, Pidana Seumur Hidup dalam Sistem Hukum Pidana di Indonesia, Malang- UMM Pers, 2004.
Wahbah al-Zuḥaylī, Mawsūʻah al-Fiqh al-Islāmī wa al-Qaḍāyā al-Muʻāṣirah, juz V, Damaskus: Dār al-Fikri, 2010.
Yessi Aswita, “Konsepsi Penjara dalam Pemikiran Hazairin dan Relevansinya dengan Penerapan Syariat Islam di Aceh”, tesis, Banda Aceh: Program Pascasarjana IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, 2007.
DOI: http://dx.doi.org/10.22373/jms.v21i1.6047
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Media Syari'ah
All papers published in Media Syari'ah : Wahana Kajian Hukum Islam dan Pranata Sosial are licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. |