Pelaksanaan Khanduri Laōt dalam Keyakinan Masyarakat Susoh Aceh Barat Daya
Abstract
This article aims to know about how the khanduri laot tradition is practiced in Susôh District, as well as the theological beliefs that develop in society regarding the khanduri laot celebration and the benefits of the khanduri laot tradition for the people of Susôh District. This study was qualitative method with data collection techniques through direct interviews with fishermen and community. This study showed that the celebration of the khanduri laōt tradition begins with carrying out recitation (tadarus) at night, tahlilan, and in the afternoon, besides recitations, prayers can also be held, and ends with eating together. The celebration closed with the delivery of directions and announcements by Panglima Laōt. Regarding the theological beliefs of the Susôh people, they still adhere to the principle that traditional celebrations adhere to the foundation of Islamic Sharia teachings. Khanduri laōt is carried out solely to obtain the pleasure and blessings of Allah SWT, because sustenance and safety come only from Allah SWT. Khanduri laōt for the Susôh people has become a manifestation of the relationship between humans and God as His creatures and towards nature as a form of gratitude to Allah SWT, who has provided abundant sustenance, blessings, and safety.
Abstrak
Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui tentang pelaksanaan tradisi khanduri laōt di Kecamatan Susôh, dan bagaimana keyakinan teologis yang berkembang dalam masyarakat terhadap perayaan khanduri laōt, serta manfaat dari tradisi khanduri laōt bagi masyarakat Kecamatan Susôh. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara langsung kepada nelayan dan tokoh masyarakat. Penelitian ini juga menggunakan teknik dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perayaan tradisi khanduri laōt diawali dengan melaksanakan pengajian (tadarus) pada malam hari, tahlilan, dan pada siang harinya di samping juga diadakan pengajian, juga dapat melakukan doa serta diakhiri dengan makan bersama. Perayaan ditutup dengan penyampaian arahan serta maklumat oleh Panglima Laōt. Terhadap keyakinan teologis pada masyarakat Susôh masih memegang prinsip bahwa perayaan tradisi tetap berpegang teguh pada landaskan ajaran syariat Islam. Khanduri laōt dilaksanakan semata-mata untuk memperoleh keridhaan dan keberkahan dari Allah SWT., karena rezeki dan keselamatan itu datangnya hanya dari Allah SWT. Khanduri laōt bagi masyarakat Susôh sudah menjadi sebuah perwujudan hubungan antara manusia dan Tuhan-Nya sebagai makhluk ciptaan-Nya serta terhadap alam sebagai wujud syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rezeki, keberkahan, dan keselamatan secara berlimpah.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
A. Athaillah, R. R. (2006). Konsep Teologi Rasional dalam Tafsir al-Manar. Erlangga.
Ahmad Fa’iq Barik Lana. (2015). Ritual dan Motivasi Ziarah di Makam Syeikh Ahmad Mutamakkin Desa Kajen Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Aji Aksal. (2017). Unsur Teologis Dalam Tradisi Khanduri Blang di Desa Ruak, Kecamatan Kluet Utara. UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Anselm Strauss & Juliet Corbin. (2003). Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, Terj. Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqien. Pustaka Pelajar.
Badruzzaman Ismail. (2009). Asas-Asas Hukum Adat Sebagai Pengantar. Majelis Adat Aceh.
Badruzzaman Ismail. (2013). Sistem Budaya Adat Aceh dalam Membangun Kesejahteraan: (Nilai Sejarah dan Dinamika Kekinian). Bubon Jaya.
Berita Antara. (2011). khanduri-laot-adat-kesyukuran-nelayan-aceh. Jumat, 29 April 2011.
C. Snouck Hurgronje. (2019). Orang Aceh, Budaya, Masyarakat dan Politik Kolonial. Matabangsa.
Creswell, J. W. (2013). Penelitian Kualitatif & Desain Riset Memilih di Antara Lima Pendekatan (S. Z. Qudsy (Ed.)). Pustaka Pelajar.
Hasanuddin. (2019). Wawancara Panglima Laot Aceh Barat Daya, Desa Keude Palak Kerambil.
Heru Cahyono. (2008). Potret Kelembagaan Gampông yang Lumpuh di Meuria, Kecamatan Matang Kuli, Kabupaten Aceh Utara”, dalam Runtuhnya Gampông di Aceh, studi Masyarakat Desa yang Bergejolak. Pustaka Pelajar.
Ismail, B. (2018). Perilaku Budaya Adat Aceh, Narit Madja dan dan Petuah Maja Dalam Masyarakat. Majelis Adat Aceh.
Munajat. (2019). Wawancara Panglima Lhok, Desa Keude Palak Kerambil.
Nurlaila, N. (2022). TRADISI DAN BUDAYA TOLERANSI DALAM TINJAUAN SEJARAH DI ACEH. Abrahamic Religions: Jurnal Studi Agama-Agama, 2(2), 116. https://doi.org/10.22373/arj.v2i2.13892
Razali. (2011). Selayang Pandang. Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh.
Safrilsyah Syarif, F. M. Y. (2013). Metode Penelitian Sosial. Ushuluddin Publishing.
Samsuar. (2019). Wawancara dengan Nelayan Susoh.
Shadiqin, S. I., & Ikramatoun, S. (2022). MAWLID CELEBRATION IN ACEH: Culture, Religious Expression, and Political Medium. MIQOT: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 46(1), 122. https://doi.org/10.30821/miqot.v46i1.919
Suhardi dan Anshar. (2019). Wawancara Nelayan Pesisir Pantai Susoh.
Syamsuddin Daud. (2014). Adat Meulaot “Adat Menangkap Ikan di Laot. Majelis Adat Aceh.
Yurnita. (2017). Tradisi Khanduri Laot dalam Masyarakat Desa Seubadeh Kecamatan Bakongan Timur Aceh Selatan. UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Yusri Yusuf. (2008). Kearifan Lokal Masyarakat Aceh. Majelis Adat Aceh (MAA).
DOI: http://dx.doi.org/10.22373/jpi.v2i2.15990
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Jetri Nelva Rudina, Syarifuddin Syarifuddin
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Redaksi Junal Pemikiran Islam (JPI): Gedung Fakultas Ushuluddin Lantai 1, Program Studi Aqidan dan Filsafat Islam Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN Ar-Raniry. Jln. Lingkar Kampus, Kopelma Darussalam Banda Aceh, Aceh 23111.Telp. (0651)7551295. eMail: jpi@ar-raniry.ac.id
This work is licensed under a Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International (CC BY-NC-SA 4.0).