DAYA LENTING (RESILIENCE) PADA PEREMPUAN KORBAN PERKOSAAN
Abstract
Kekerasan seksual di Aceh mengalami peningkatan yang cukup signifikan selama 2010-2011, salah satunya adalah kasus perkosaan.Daya lenting (resilience) dibutuhkan pada korban perkosaan untuk membantu korban bangkit dari pengalaman buruk sehingga mampu bertahan menjalani hidup.Penelitian ini bertujuan untuk melihat daya lenting (resilience) perempuan korban perkosaan.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus.Prosedur dalam pengambilan subjek pada penelitian ini menggunakan teknik purposeful sampling dengan menggunakan strategi sampling bola salju (snowball).Subjek dalam penelitian ini berjumlah 4 orang, yaitu perempuan korban perkosaan yang tinggal di Aceh.Data pada penelitian dikumpulkan melalui teknik wawancara dan observasi.Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis tema per-subjek.Hasil wawancara menunjukkan bahwa keempat subjek memiliki kemampuan daya lenting yang berbeda-beda. Daya lenting subjek Aberkembang dengan pesat, subjek B mampu bertahan, subjek C dan D masih berada pada fase pemulihan. Daya lenting setiap subjek dipengaruhi oleh kepribadian tangguh, peningkatan diri, menyesuaikan diri dengan respresif dan emosi positif.Faktor lain yang memengaruhi daya lenting yaitu dukungan, harapan, syukur, optimisme, kepasrahan, efikasi diri dan dampak paskaperkosaan
Keywords
Daya lenting, Perkosaan, Perempuan Korban perkosaan, Aceh.
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.22373/equality.v2i2.1468
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Gender Equality: International Journal of Child and Gender Studies
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.