RELASI AGAMA DAN POLITIK DI ACEH PASCA KONFLIK; Pemerintah Indonesia-Gerakan Aceh Merdeka

Reni Kumalasari

Abstract


This article tries to explain how the relationship between Islam and politics after the conflict between the Government of Indonesia and the Free Aceh Movement (GAM). After the peace agreement between the two parties with the signing of the Helsinki MoU, the Indonesian government interpreted the agreement in Law No. 11 of 2006 concerning the Government of Aceh (UUPA). The presence of the act makes the ulama a partner of the government in running the wheels of government by giving fatwa on issues of government, development, community development, and the economy. Furthermore, after peace, the role of the ulama was not only to give knowledge to the community, some ulama participated in practical politics. This was one of the effects of the UUPA, where Aceh was given the privilege of establishing local political parties. At present some ulama have occupied various positions in party management, and even participated in the regional head election (PILKADA), where religious values are used as a means of gaining power.


Keywords


Agama, Politik, dan Konflik

Full Text:

PDF

References


Abdurrahman. (1993). Agama dan Masyarakat. Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga

Press.

------------------------------------

Aslam Nur. (2011). “Ulama dalam Dinamika Sosial dan Budaya Masyarakat Aceh

di Awal Abad Kedua Puluh Satu.” Jurnal Humaniora, Vol. 23, No. 3.

------------------------------------

Ahdi Makmur. (2012). “Peranan Ulama alam Membina Masyarakat Banjar di

Kalimantan Selatan.” MIQOT:Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman, Vol. 36, No. 1.

------------------------------------

A. Rani Usman. (2003). Sejarah Peradaban Aceh.Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia.

------------------------------------

Arfin Sudirman, Naura Nabila Haryanto. (2018). “Upaya Disaster Diplomacy

Pemerintah Indonesia di Konflik Aceh Tahun 2005.” Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Humaniora, Vol. 20, No. 3.

------------------------------------

Al-Chaidar, Ahamad, S. M., Dinamika, Y. (1999). Aceh Bersimbah Darah.

Jakarta Timur: Pustaka Al-Kausar

------------------------------------

Budiman Arif. (2017). “Partisipasi Ulama Dayah dalam Partai Politik Lokal Aceh

pada DPC PNA, PA, dan PDA Kabupaten Aceh Selatan.” dalam Skripsi, Prodi PPKN, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

------------------------------------

Bustamam-Ahmad, K., & Amiruddin, M. H. (2013). Ulama, Separatisme, dan

Radikalisme di Aceh. Yogyakarta: Penerbit Kaukaba.

------------------------------------

Dahlil Imran, dan Ubaidullah. (2017). “Tantangan Pembangunan Perdamaian di

Aceh Pasca Memorandum Of Understanding (MoU) Helsinki (Suatu Kajian Terhadap Wacana Pemekaran Wilayah Provinsi Aceh Leuser Antara Barat Selatan (ALABAS)).” Jurnal JIM FISIP Unsyiah, Vol. 2, No. 4.

------------------------------------

Fikar W. Eda, dan Sharma S. Satya. (1999). Aceh Menggugat. Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan.

------------------------------------

Ismail, M. G., dkk. (2001). Aceh Jakarata Papua : Akar Permasalahan dan

Alternatif Proses Penyelesaian Konflik. Jakarta: YAPPIKA.

------------------------------------

Junian Hijry Minarva, dan Bukhari. (2015). “Inisiasi Gerakan Darul Islam/Tentara

Islam Indonesia (DI/TII) Aceh Tahun 1950-1953 dalam Perspektif Pergerakan Sosial.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 1, No. 10.

------------------------------------

Kurnia Jayanti. (2013). “Konflik Vertikal Antara Gerakan Aceh Merdeka di Aceh

dengan Pemerintah Pusat di Jakarta Tahun 1976-2005.” Jurnal Al-Turāṡ, Vol. 19, No. 1.

------------------------------------

Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad. (2016). “Relasi Islam dan Politik dalam

Sejarah Politik Aceh Abad 16-17,” Jurnal Al-Tahrir, Vol. 16, No. 2.

------------------------------------

Misri A. Muchsin. (2018). “Kesultanan Peureulak dan Diskursus Titik Nol

Peradaban Islam Nusantara.” Journal Of Contemporary Islam and Muslim Societies, Vol. 2 No. 2.

------------------------------------

Muhammad Sahlan, dkk. (2019). “Peran Ulama dalam Proses Rekonsiliasi Pasca

Konflik di Aceh.” Jurnal Society, Vol. 7, No. 2.

------------------------------------

Nazaruddin Syamsuddin. (1987). Integrasi Politik di Indonesia. Jakarta:

Gramedia.

------------------------------------

Nis Ika Herwati. (2007). Pemberontakan DI/TII Aceh 1953-1959, Skripsi

Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Sanata Darma, Yogyakarta.

------------------------------------

Riva Rusda. (2014). “Keterlibatan Ulama Dalam Politik (Suatu Penelitian

Terhadap Partai Aceh an Partai Daulat Aceh Di Aceh Barat Daya).” dalam Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

------------------------------------

Sri Suyanta. (2008). Dinamika Peran Ulama Aceh. Banda Aceh: Ar-Raniry Press.

------------------------------------

Suadi Zainal. (2016). “Tranformasi Konflik Aceh dan Relasi Sosial-Politik di Era

Desentralisasi,” Masyarakat: Jurnal Sosiologi, Vol. 21, No. 1.

------------------------------------

Syukur Kholil, Zulkarnaini Abdullah, dan Attarmizi. (2017). “Peran Komunikasi

Politik Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) dalam Penyelesaian Konflik di Kota Lhokseumawe.” Jurnal Al-Balagh: Vol. 1, No. 2.

------------------------------------

Teuku IbrahimAlfian. (1987). Perang di Jalan Allah. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan

------------------------------------

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006 Tentang

Pemerintahan Aceh

------------------------------------

Wasisto Raharjo Jati. (2014). “Agama Dan Politik: Teologi Pembebasan sebagai

Arena Profetisasi Agama.” Jurnal Walisongo, Vol. 22, No. 1.




DOI: http://dx.doi.org/10.22373/adabiya.v23i1.7592

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Indexed by:

Adabiya Adabiya Adabiya  Adabiya Adabiya

Adabiya Adabiya   

 
Tools:

Adabiya Adabiya Adabiya Adabiya Adabiya

All papers published in Jurnal Adabiya are licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.