RESIPROSITAS TRADISI MEMBALAS AMPLOP PESTA PERNIKAHAN “TOMPANGAN” TERHADAP PENINGKATAN KOHESI SOSIAL
Abstract
Abstract: This tradition is a form of donation in the form of goods or jaza and money to people who have a celebration or wedding party. In ancient times before the popularity of tompangan, which were considered as public debts, they contributed as solidarity and without any promises they were considered as debts. The gift is recorded in a book or receipt as evidence to repay the gift it receives. Modernization, marked by advances in science and technology, has eroded the form and meaning of reciprocity in the tradition of replying to the “tompangan” wedding envelope in the midst of the Ambunten community of Bukabu village. The research used is juridical empirical methodology, the approach used is a qualitative approach, data obtained using interviews and documentation and for data processing using editing techniques, classification, analysis and conclusions. The purpose of this study was to understand the reciprocity of tompangan to increase social cohesion in the village of Bukabu so that until now the tompangan tradition is still being implemented. From the data analysis, it can be concluded that the tompangan tradition in a wedding party is a maslahah that directly maintains the aim of the sayara '. When viewed from the point of view of its strength as evidence in the stipulation of law, it includes maslahah hajiyah.
Keywords: Reciprocity; Tompangan; Social Cohesion.
Abstrak: Tradisi tompangan telah menjadi adat yang sangat kental bagi masyarakat Desa Bukabu. Tradisi tersebut merupakan sebuah bentuk sumbangan yang berupa barang atau jaza dan uang kepada orang yang punya hajatan atau pesta pernikahan. Pada zaman dulu sebelum terkenalnya tompangan yang dianggap sebagai hutang piutang masyarakat menyumbang sebagai solidaritas dan tanpa adanya janji yang dianggap sebagai utang-piutang. Pemberian tersebut dicatat dalam buku atau kwitansi sebagai bukti untuk membalas pemberian yang diterimanya. Modernisasi yang ditandai dengan kemajuan iptek telah meggerus bentuk dan makna dalam resiprositas tradisi membalas amplop pernikahan “tompangan” ditengah masyarakat Ambunten desa Bukabu. Penelitian yang dipakai ialah metodelogi yuridis empiris, pendekatan yang digunakan ialah pendekatan kualitatif, data yang diperoleh menggunakan wawancara dan dokumentasi dan untuk pengolahan data menggunakan tehnik edit, klasifikasi, analisis dan kesimpulan. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memahami resiprositas tompangan tehadap peningkatan kohesi sosial di desa Bukabu sehingga sampai saat ini tradisi tompangan tersebut masih dilaksanakan. Dari analisa data maka bisa disimpulkan bahwa tradisi tompangan dalam pesta pernikahan merupakan sebuah maslahah yang secara langsung memelihara tujuan sayara’. Jika dilihat dari segi kekuatannya sebagai hujjah dalam penetapan hukum maka termasuk maslahah hajiyah.
Kata Kunci: Resiprositas; Tompangan; Kohesi Sosial.
Full Text:
PDFReferences
Ariqin, Musa. Eksitensi Urf dalam Kompilasi Hukum Islam, Jurnal Al-Maqasid, Volume 2 Nomor 1 2016.
Asmara, Musda dan Reti Andira. 2018, Urgensi Talak didepan Sidang Pengdilan Perspektif Maslahah Mursalah, Al-Istinbath: Jurnal Hukum Islam, Vol. 3, No. 2.
Abidin, Slamet. 1999. Fiqih Munakahat 1. Bandung: CV Pustaka Setia.
Al-Bukhari, Muhammad bin Ismalil. 2006. Shahih Bukhari. Lebanon: Darul Fikr, Bairut.
An-Nawawi, Imam Abi Zakariya Mahyaddin bin Syaraf, t, tp. Al-Majmu’ Syarhu Al-Muhadzab. Darul Fikr.
Asrizal, Dkk. 2019. Tradisi Pemberian Sumbangan Dalam Hajatan Pernikahan Perspektif Fiqhul Islam, Teraju: Jurnal Syariah dan Hukum, Vol. 01, No. 02, September.
Az-Zuhaili, Wahbah. 2011. Fiqih Islam Wa-Adillatuhu, Jakarta: Gama Insani Darulfikr, jilid 9.
Effendi, Satria dan Muhammad Zein, Ushul Fiqh, Jakarta: Kencana, 2005.
Hudayan, Bambang. t, tp. Konsep Resiproisitas dalam Antropolgi Ekonomi.
Karl Polanyi, Societies and Econimicsistem, Dalam George Dalton (Ed). Primitive, Archaic and Moder Economic, Easays of Karl Polanyi, Baston: Beacon Press.
Mauss, Marcel. 1992. Pemberian: Bentuk Dan Fungsi Tukar Menukar Dimasyrakat Kuno, (Terj.), Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Pribadhi, Prita Ayu. 2011. Resiprositas dalam Kehidupan Sosial Masyarakat (Studi Kasus Pada Masyarakat Kelurahan Kauman Kabupaten Blora), Skripsi Universitas Negeri Semarang
Republika.co.id/berita/ekonomi/syaiah-ekonomi/18/10/15/pgnej8370-konsultasi-syariah-amlpop-hajatan-sebagai-hutang, 28 April 2021.
Sabiq, Sayyid. Ushul fqih II, Surakarta: Insan Kamil, 2016.
Syafiie, Rahmat. 2000. Ushul Fiqih, Bandung: Pustaka Setia.
Soeknato, Soerjono. 2002. Sosilogi Suatu Pengantar, Jakarta Utara: Raja Grafindo Persada.
Sairin, Sjafri. 2002. Pengantar Antropologi Ekonomi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Swartz dan Jordan. 1976. Antropogy: Perspecitve Humanity. John weley & Sons Inc.
Syarifuddin, Amir. 2006. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Antara Fiqih Munakahat dan Undang-undang Perkawinan, Jakarta: Kencana.
Haridah, Wawancara di Bukabu 20 April 2021.
Luthfiah, Wawancara di Bukabu, 21 April 2021.
Thaifatul Hasanah, Wawancara di Bukabu 25 April 2021.
DOI: http://dx.doi.org/10.22373/al-ijtimaiyyah.v7i1.9517
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Noer Azizah, Sudirman, Burhanuddin Susamto
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Al-Ijtimaiyyah has been indexed by: